Jul 17, 2011

Sekelumit Ungkapan Hati, dari Dini untuk Papa Tercinta

Pulang ke rumah, pasti papa menceritakan hal yang sama, yaitu asam-garam kehidupan papa sejak kecil sampai beliau berumur ½ abad saat ini.
Sampai-sampai aku hafal alur ceritanya, 
namun aku tak pernah bosan mendengarkan papa. 
Hal itu tetap saja menarik buatku.

Aku dan papa memiliki tipikal yang sama, sama-sama keras,  sama-sama suka berdiskusi dan bercerita.
Aku dan papa sangat suka berdiskusi tentang politik ataupun masalah yang berbau kepemerintahan.
Kalau kami sudah asyik berdiskusi, 
tak ada satupun yang bisa mengganggu kami.
Sampai terkadang makanpun lupa. 
Haha, tak apa, perut papa kan nduuuuuuut
Kayak Ibu-ibu hamil 9 bulaaaan :P

Tetapi, di lain sisi,
kami agak bertentangan bila berdiskusi mengenai ajaran Islam.
Beliau sangat kental dengan "Muhammadiyah" nya, sedangkan aku netral.
Dalam ber-argumen, papa tak pernah mau mengalah dariku, begitupun aku.
Saat-saat beginilah, mama sering datang untuk menengahi, 
namun jarang berhasil, tetap saja berujung "mama juga yang kena". hahahahahaha.

Akhir-akhir ini, papa suka sekali berbicara dari hati ke hati.
Mungkin beliau menganggapku telah dewasa.
Semakin lama berbicara, semakin dalam gaya berbicara papa, 
dan aku pun semakin terdiam.
Jujur, aku tak pernah sanggup menatap matapapa, 
saat papa mulai berbicara dari hati ke hati,
walaupun papa tak pernah terlalu serius saat berbicara denganku ,
pasti ada-ada saja guyonan yang keluar dari suaranya yang besar dan lantang, serta BERBAHASA MINANG! Hahaha, dasaaaaar papaaaaa!

Tetapi, tak menatapnya saja, air mataku sudah mengalir perlahan.

Aku sadar : Papa selama ini overrrrrrrrr protective kepadaku 
karena Beliau sangat sayang padaku.
Walaupun tak pernah jelas terdengar keluar dari mulut Beliau  :
"PAPA SAYANG KAMU",
Namun saat papa berbicara, aku dapat menangkap semua itu.

Nasihat yang tak pernah aku lupa adalah :

“DIN, HIDUP ITU BUKAN FATAMORGANA!
Hidup yang kamu jalani, ya seperti sekarang, seperti ini.
TIDAK SELALU SEPERTI APA YANG KAMU BAYANGKAN,
TIDAK SELALU SEPERTI YANG KAMU INGINKAN.

Jangan pernah meng-kulturkan kehidupan orang lain dalam hidupmu.
Karena jika kamu begitu, saat kamu mengambil langkah, 
kamu menjadi ragu,  dan terhentilah langkahmu.
Percayalah kamu bisa maju dengan apa yang kamu punya.
Maka dengan begitu, kamu akan melangkah tanpa ragu
bahkan bisa saja kamu akan berlari”.

Dan tahu tidak?
Papa barusan saja mengatakan ini padaku :
"Din, papa mau menarik toga untuk kedua kalinya"
Aku hanya bisa tertawa, padahal aku ingin sekali menangis saat itu.
Mungkin maksud pernyataan papa adalah 
Beliau ingin sekali melihat aku di wisuda,
setelah beberapa puluh tahun yang lalu papa pernah meng-kuliahkan tanteku  hingga tanteku memperoleh gelar Dra.

Tak sanggup menahan, akhirnya aku menangis di hadapan papa.
Dan papa pun berkata :
"CAPAILAH ITU DIN"

Walaupun saat ini aku belum menjadi apa-apa, 
tetapi bukan berarti aku tak berbuat apa-apa untuk Papa.
Suatu saat aku akan mendapat acungan jempol dari Papa, insyaALLAH.

Hanya sebuah doa kecil:
Yaa ALLAH, buatlah aku menjadi seperti apa yang papa inginkan. Aamiin.

Jul 13, 2011